Konon, orang Kudus dahulu jika punya seorang anak gadis yang malas suka di takut-takuti oleh orang tuanya akan dinikahkan dengan pegawai negeri. Sebaliknua jika anaknya rajin selalu didoakan agar jodohnya saudagar. Jadi sejak dulu orang Kudus telah memiliki mindset yang positif tentang saudagar, pengusaha atau entrepreneur.
Inilah warisan sunan Kudus, Spirit GusJigang akronim dari baGUS akhlaqnya (moral-spiritual), pinter ngaJI (intelektual) dan terampil daGANG (entreprenuership). Sebagiamana kita tahu selain terkenal dengan predikat waliyyul ‘ilmi karena keilmuannya yang sangat tinggi, Sunan Kudus juga dikenal sebagai sosok saudagar yang memiliki jaringan dagang dengan semenanjung Arab.
Nabi juga seorang entreprenuer sejati. Mulai merintis karir dagangnya ketika umur 12 tahun dan mengelola bisnisnya sendiri ketika berumur 17 tahun. Berdagang ke luar negeri sebanyak 18 kali. Menjangkau Yaman, Syria, Busra, Irak, Yordania dan Bahrain. Praktis selama 25 tahun Nabi Muhammad SAW menjalani profesi sebagai pedagang. Lebih lama dari masa kenabian yang berlangsung selama kurang lebih 23 tahun.
Dengan demikian menjadi entreprenuer sukses adalah cita-cita yang pantas untuk di perjuangkan oleh generasi muda saat ini. Entreprenuer adalah orang-orang yang memutuskan untuk terlibat secara aktif dalam proses melakukan sesuatu yang baru (kreatif) dan sesuatu yang berbeda (inovatif) dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi individu dan memberikan nilai tambah kepada masyarakat [Kao,1993].
Melakukan sesuatu yang baru dan atau berbeda seperti Sanders yang melahirkan kentucky fried chicken; Ray kroch yang menciptakan Mc Donald; Devos dan Andel yang mensukseskan sistem penjualan berjenjang (MLM); Steve Jobs menciptakan personal komputer; Bill Gates merajut Microsoft; Jeff bezos menciptakan toko buku terbesar di dunia Amazon.com; Tirto utomo melahirkan air dalam kemasan Aqua; Sosrodjojo menghadirkan teh Botol Sosro; Joger membuat pabrik kata-kata di Bali; Djoenaidi Joesoef melahirkan konimex; Martha Tilaar menghadirkan sari ayu;
Begitu juga pasangan Hj.Alawiyah dan H. Mabruri 102 tahun yang lalu dengan gigih, ulet dan pantang menyerah merintis industri jenang kudus. Kini tepat 2 dekade di bawah managemen generasi ketiga H. Muhammad Hilmy, SE berhasil memantapkan citra jenang Kudus sebagai makanan Khas Indonesia yang berstandar Kualitas Internasional.
Begitu juga pasangan Hj.Alawiyah dan H. Mabruri 102 tahun yang lalu dengan gigih, ulet dan pantang menyerah merintis industri jenang kudus. Kini tepat 2 dekade di bawah managemen generasi ketiga H. Muhammad Hilmy, SE berhasil memantapkan citra jenang Kudus sebagai makanan Khas Indonesia yang berstandar Kualitas Internasional.
Mereka adalah para entreprenuer yang punya visi, kreatif dan inovatif. Selalu bekerja keras degan cara-cara cerdas untuk menjadi manusia di atas rata-rata. Extra ordinary people. Mereka berkomitmen menjadi kaya raya untuk bisa berbagi dan membantu sesama. Mereka tidak pernah menilai dirinya maupun orang lain dari selembar ijazah, gelar atau titel akademik, termasuk menjaga harga dirinya dari membuat surat lamaran kerja.
Memang, Entreprenuer adalah orang aneh. Orang yang menyimpang secara sosial. Mereka dikatakan menyimpang karena memilih jalur yang berbeda dengan jalur yang dipilih oleh kebanyakan anggota masyarakat lainnya (Schumpeter, 1971).
Memang, Entreprenuer adalah orang aneh. Orang yang menyimpang secara sosial. Mereka dikatakan menyimpang karena memilih jalur yang berbeda dengan jalur yang dipilih oleh kebanyakan anggota masyarakat lainnya (Schumpeter, 1971).
Hidup adalah pilihan. Sekarang tentukan pilihan anda: Menjadi orang umum atau orang aneh; menjadi seperti kebanyakan masyarakat atau menjadi manusia di atas rata-rata; menjadi tangan di bawah (al-yadus sufla) atau tangan di atas (al-yadul 'ulya); menjadi pegawai atau pengusaha.
Aku memilih yang kedua. Karena itu meskipun bukan anak kyai, boleh juga kau panggil aku Gus. Lengkapnya Gusjigang.
* Tulisan ini pernah dimuat dalam buku Kaleidoskop Mubarokfood 2012, “Dari Generasi ke Generasi; Meretas Perjalanan 102 tahun”, h. 152,
0 komentar:
Posting Komentar